Selasa, 23 November 2010

Informasi dapat diperoleh melalui berbagai cara, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu cara yang dapat kalian lakukan untuk mendapatkan informasi secara lisan yaitu melalui kegiatan menyimak dialog interaktif. Dialog interaktif adalah percakapan yang dilakukan di televise atau radio yang dapat melibatkan pemirsa dan pendengar melalui telepon. Ada pun narasumber yang dipilih adalah orang tahu yang persis tentang informasi yang disampaikan. Selain itu, kalian juga dapat memperoleh informasi dengan bertindak sebagai pihak yang pasif, yaitu mendengarkan dengan seksama suatu kegiatan dialog interaktif yang dilakukan oleh orang lain.

            Dari kegiatan mendengarkan tersebut dapat dicatat hal-hal penting dan menyimpulkan isi dialog yang kalian dengarkan itu. Sama halnya dengan berita, dalam dialog interaktif kalian juga harus menerapkan prinsip 5W+1H, berikut ini.
What   : Apa yang didialogkan
Who    : Siapa yang berdialog
When  : Kapan dialog dilakukan
Where : Di mana dialog dilakukan
Why    : Mengapa dialog dilakukan
How    : Bagaimana hasil dialog tersebut

Aku punya cerita tentang bungkusan sambelan pasar, yang kertasnya bergambar artis sexy dan diikat dengan karet gelang sangat rapih.
Sampai di rumah aku buka dengan perlahan. Aacchhh..!! ternyata cabainya banyak yang busuk , tomatnya bagus tapi kecil-kecil.
Aku menggerutu tak jelas karena tak ada yang diajak bicara, Cuma si kido kucingku.Dia Cuma mengeong…
Andai dia mengerti apa yang aku bicarakan, pasti dia akan mentertawai ku. Dengan kesal kulempar cabai-cabai itu, tiggal tomat kecil dan bawang yang bengong tak mengerti…
Gila kali yah tuh orang??!!

Apakah itu sayir?? Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Syair berasal dari Persia(sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur  yang berarti perasaan. Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Prnyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut.
  1. Syair Panji
            Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana. Contoh syair panji adalah syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putrid bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
  1. Syair Romantis
            Syair romantic berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantic yakni syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan(saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
  1. Syair Kiasan
            Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
  1. Syair Sejarah
            Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mengkasar. Berisi tentang perang antara orang-orang Makasar dengan belanda.
  1. Syair Agama
            Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu; syair sufi, syair tentang ajaran islam, syair riwayat cerita nabi, dan syair nasihat.

Perlu diketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat disimpulkan setelah memahami isi sebuah syair.

Pidato adalah pengungkapan dalam bentuk kata-kata uang ditujukan kepada orang banyak. Sebelum berpidato di depan orange banyak, ada baiknya untuk menyiapkan materi pidato terlebih dahulu. Berikut ini langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun naskah pidato.
  1. Menentukan tujuan berpidato
            Tujuan pidato bermacam-macam, antara lain untuk memotivasi, melakukan tindakan, memberitahukan(instruktif), menghibur(rekreatif), atau membujuk(persuasif).
  1. Menganalisis pendengar
            Menganalisis pendengar ini didasarkan pada tingkat usia, pendidikannya, dan pekerjaannya.
  1. Menyusun kerangka pidato
            Untuk menyampaikan suatu masalah, kerangka pidato harus dibuat dengan urutan berdasarkan penyelesaian masalah.
Berikut ini susunan pidato pada umumnya.
  1. Salam pembuka
  2. Pendahuluan
  3. Isi pokok
  4. Simpulan
  5. Harapan-harapan
  6. Penutup
  1. Kembangkan Kerangka Tersebut menjadi Naskah yang Lengkap
            Pengembangan kerangka dilakuakan dengan menguraikan pokok-pokok masalah pada kerangka karangan menjadi kalimat-kalimat ke paragraf-paragraf.

Karya tulis adalah karangan ilmiah yang biasanya disusun oleh siswa dan mahasiswa. Karya tulis tersebut dapat disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat menyelesaikan jenjang sekolah atau mata kuliah, atau untuk membahas suatu masalah walaupun tidak secara mendalam, dan biasanya berupa kajian pustaka. Selain itu, karya tulis bisa juga merupakan suatu tulisan yang berisi hasil penelitian lapangan. Oleh karena itu, isi sebuah karya tulis dapat berupa hasil pengamatan atau pemecahan masalah.
Sebagai karya ilmiah, karya tulis harus memenuhi syarat berikut ini :
  1. Mengandung suatu masalah beserta pemecahannya.
  2. Masalah yang dikemukakan objektif, sesuai kenyataan, bukan hasil imajinasi.
  3. Karangan disusun menurut metode tertentu sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  4. Karangan harus lengkap, semua yang berhubungan dengan masalah harus dikemukakan dan dilengkapi dengan kajian teori dari beberapa buku atau sumber lain (Koran,atau internet).
  5. Karangan dikemukakan dengan nalar yang sehat.
  6. Karangan disusun menurut system tertentu, mudah dimengerti, dan berkesinambungan.
  7. Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda, harus jelas, dan mudah dipahami.
Ada pun berikut ini tahap-tahap penulisan karya tulis.
  1. Pemlihan naskah/pembatasan topic.
  2. Pengumpulan bahan.
  3. Penyusunan kerangka tulisan.
  4. Pengembangan kerangka.
  5. Memperbaiki isi.
  6. Memperbaiki bahasa.

Kerangka karya tulis ilmiah minimal terdiri dari atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
  1. Pendahuluan, mengutarakan perumusan dan penjelasan masalah, yang penting pada bagian ini yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan.
  2. Isi, merupakan bagisan karangan yang disebut penguraian. Bab ini memuat segala penjelasan mengenai tiap segi secara rinci.
  3. Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat hal-hal yang telah diuraikan pada bab isi dan saran berisi sesuatu yang hendak disampaikan kepada pihak-pihak tertentu berkenaan dengan materi pembahasan.

Mengkritik dapat di artikan sebagai kegiatan mengemukakan pendapat atau tanggapa terhadap  sesuatu hal yang disetai dengan uraian dan pertimbangan baik buruknya hal tersebut. Akan tetapi,sebuah kritikan oleh orang-orang sering dikaitkan dengan hal-hal yang buruk saja, sedangkan untuk hal-hal yang bagus sering disebut pujian. Baik kritikan ataupun pujian hendaknya selalu diutarakan dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun sehingga tidak menyinggung perasaan orang yang dikritik atau dipuji. Apabila kalian mengkritik atau memuji sebuah karya seni atau produk disertai dengan alasan yang logis, tentunya pencipta seni atau produsen produk tersebut tidak akan tersinggung.

Minggu, 14 November 2010

Ragam Bahasa Lisan
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
1) Memerlukan kehadiran orang lain ;
2) Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap;
3) Terikat ruang dan waktu;
4) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
contoh : pertemuan seminar yang dihadiri oleh pembicara dan pendengar, yang dilakukan dalam satu waktu untuk menyampaikan pesan dari si pembicara.

Ragam Bahasa Tulis
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
1) Tidak memerlukan kehadiran orang lain;
2) Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap;
3) Tidak terikat ruang dan waktu;
4) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
contoh : seseorang mengirim surat, untuk menyampaikan pesan yang diinginkannnya.

Ini adalah Tugas Bahasa Indonesia dari Dosen saya di kampus.

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan
tentu tidak seragam, tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan kondisi .
Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragam bahasa
Indonesia.
Alasan mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa melayu dikarenakan berdasarkan dari waktu penggunaannya.
Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya
sampai dengan saat dicetuskannya Sumpah Pemuda.
Ciri ragam bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh bahasa Melayu .
Bahasa Melayu inilah yang akhirnya menjadi bahasa Indonesia.
Alasan Bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia :
1) Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca,
2) Bahasa Melayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan bahasa,
3) Keikhlasan suku daerah lain ,dan
4) Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan.

Sabtu, 06 November 2010

- wacana ilmiah ialah Merupakan wacana yang memilki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Contoh makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi.

- Wacana dalam semi ilmiah merupakan suatu penulisan yang tidak terikat Bahasa Indonesia baku lisan, sehingga kemungkinan besar terjadinya penghilangan kalimat. Namun hal ini tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat mempengaruhi dalam memahami makna gagasan.
contoh : artikel, editorial, opini, feuture, reportase.


-  wacana non ilmiah dimaksudkan penulisan yang tidak terikan pada ragam bahasa baku. Contoh dari penulisan non ilmiah adalah : anekdot, editorial, opini, reportase, dll.
 
dari ketiga pengertian diatas telah didapat perbedaan yang telah membedakan wacana tataran Ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah adalah, penggunaan ragam bahasa yang terikat pada kebakuan dari pemakaian bahasa itu sendiri. Sehingga kita bisa membedakan dari segi pengelompokan tulisan yang ingin disampaikan oleh pembicara atau penulis. 

Pemanfaataan Bahasa Indonesia dalam tataran non ilmiah dimaksudkan penulisan yang tidak terikan pada ragam bahasa baku. Contoh dari penulisan non ilmiah adalah : anekdot, editorial, opini, reportase, dll.

contoh anekdot

Diusir di Pabrik Kapur

by :http://wayangsuket.wordpress.com/2007/09/30/diusir-di-pabrik-kapur/#more-25

Ketika sedang asyik melukis obyek pabrik kapur di suatu daerah, tahu-tahu seorang lelaki berbadan kekar mengendarai sepeda motor, berhenti persis di depannya.
”Sebentar, kamu tahu pabrik itu ada yang punya.”
”Ya tahu, wong langit saja juga ada yang punya kok.”
”Kamu tahu kalau menggambar itu ada ijinnya.”
”Ijin sama siapa?”
”Ya sama yang punya…”
Jengkel dengan gayanya yang mentang-mentang, Thalib langsung berdiri dan balik menggertak:
”Kamu tahu pangkatku?”
Lelaki itu menggeleng.
”Minggir,” Thalib mengibaskan tangannya, mengusir, lelaki tadi langsung pergi.
Dalam hati Thalib geli sendiri. Namun setelah itu konsentrasinya terganggu, tak bisa melukis lagi.

Wacana dalam semi ilmiah merupakan suatu penulisan yang tidak terikat Bahasa Indonesia baku lisan, sehingga kemungkinan besar terjadinya penghilangan kalimat. Namun hal ini tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat mempengaruhi dalam memahami makna gagasan.
contoh : artikel, editorial, opini, feuture, reportase.

contoh reportase :

Reportase Berita Ekonomi
PASAR TRADISONAL VS PASAR MODERN
Liputan.com, Jakarta : Seratusan pedagang pasar tradisional Ciledug berunjuk rasa menolak keberadaan Carrefour di kawasan pasar tradisional Ciledug, Kabupaten Tangerang, Banten.
Alasannya, keberadaan Carrefour akan mematikan omset mereka. Para pedagang menuding pemerintah daerah setempat telah mengkhianati pedagang tradisional dengan menerbitkan surat izin pengoperasian Carrefour Ciledug. Menurut para pedagang, jarak pasar tradisional dengan Carrefour kurang dari 20 meter, sehingga mengancam omset pedagang. Unjuk rasa ratusan pedagang tradisional pasar Ciledug ini mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian dan Satuan Keamanan Central Bisnis Dagang Ciledug. Akibat aksi ini lalu lintas di Jalan Hos Cokroaminoto Ciledug sempat macet total (Jum/Tim Liputan 6 SCTV). 
 
 

Pengertian Tataran Ilmiah
Tataran ilmiah ialah Merupakan wacana yang memilki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Contoh makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi.

Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang
merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala dan pendapat. Penyampaian
karya ilmiah bukan hanya mengekspresikan pikiran saja tetapi menyampaikan
hasil penelitian. Karya ilmiah memiliki tiga ciri:
1.Harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna
2.Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancauan atau keraguan.
3.Harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa


contoh tataran ilmiah yang merupakan wacana tataran ilmiah adalah tulisan ilmiah yang disusun secara sistematis dan logis. Tulisan ilmiah umumnya berisikan masalah-masalah yang objektif yang dipadukan dengan kecermatan penalaran dan bahasa. Dalam karya tulis ilmiah digunakan ragam bahasa formal atau terpelajar bukan bahasa informal atau pergaulan. Ragam bahasa ilmiah umumnya mengikuti gagasan penulis dalam suatu bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa ilmiah juga dapat membedakan gagasan atau pokok pikiran yang memang berbeda dan mempunyai struktur yang baku dan cermat, sehingga gagasan dapat dengan mudah dimengerti ataupun diterima oleh pembaca.

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa tepat dengan situasi pemakaiannya. Ada dua situasi pemakaian bahasa, yaitu situasi resmi dan tidak resmi.
- Situasi resmi adalah situasi dimana kita berbicara di depan umum atau dengan orang yang dihormati,misalnya : mengajar, berpidato, penulisan karya ilmiah,bicara dengan atasan dan guru. Pada situasi seperti ini selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga sebagai alat untuk menyampaikan gagasan. Karena itu, perlu menggunakan bahasa baku.
- Situasi tidak resmi adalah pemakaian bahasa dalam pergaulan sehari-hari dengan masalah pokok keseharian. Obrolan tawar-menawar di pasar adalah contoh situasi kebahasaan tidak resmi. Pada situasi seperti ini, bahasa hanyalah merupakan alat komunikasi. Sampai lawan bicara memahami maksud pembicaraan tersebut.

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya selalu menaati kaidah bahasa Indonesia (baku). beberapa ciri kebahasaan ragam baku antara lain kebakuan ejaan, peristilahan, kosakata, tata bahasa dan lafal. Ragam baku bahasa Indonesia ialah bahasa Indonesia yang tata cara dan tertib penulisannya mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan serta tertib dalam pembentukan istilahnya yang berpedoman kepada pedoman umum pembentukan istilah bahasa Indonesia. Bahasa baku harus menggunakan kata-kata baku seperti bagaimana, mengapa, memberi bukannya gimana, kenapa, kasih dan sebagainya. Selain itu, bahasa baku harus taat asas pada kaidah ketatabahasaan yaitu konsisten menggunakan hukum diterangkan menerangkan pada pembentukan kata serta menggunakan subjek predikat dalam pembentukan kalimat. Pada bahasa lisan, ragam baku bahasa Indonesia adalah ragam bahasa yang relatif bebas dari atau sesedikit mungkin diwarnai oleh lafal bahasa daerah atau dialek setempat.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai situasinya dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Berdasar asumsi ini, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi pemakai bahasa Indonesia agar pemakaian bahasa Indonesia-nya baik dan benar. Syarat tersebut adalah memahami secara baik kaidah bahasa Indonesia dan memahami benar situasi kebahasaan yang dihadapi. Seseorang yang menggunakan bahasa baku dalam situasi resmi dan menggunakan ragam tidak baku dalam situasi tidak resmi adalah orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sesuai dengan fungsi dan situasinya.

sumber : www.opensubscriber.com

Jumat, 05 November 2010


Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang mengatakan bahwa ada alat komunikasi lain selain bahasa, misalnya penggunaan alat,simbol, dan lain sebagainya, namun hal ini banyak sekali kelemahanya.(Gorys Keraf,1997:1).
Fungsi Bahasa
Menurut Felicia (2001:1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita dengan bahasa, terutama Bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari Bahasa Indonesia.
Menurut Keraf (1997:3), pada dasarnya bahasa memiliki fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yaitu sebagai alat untuk mengekspresikan diri, alat untuk berkomunikasi, alat untuk mengadakan integrasi, dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama. Bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,merencanakan dan mengerahkan masa depan kita.(Gorys Keraf,1997:4).
                Pada kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Sehingga kita sering mendengarkan istilah “Bahasa Komunikatif”.
Contoh Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan manusia menggunakan bahasa, agar maksud dari tujuan kita dapat tersampaikan kepada yang dituju.
Contoh :
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam pemerincian dan pemaparan.
Misal:
-          Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
-          Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
-          Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang memberikan suara setuju, 15 suara tidak setuju, dan 5 suara blanko.
-          Kendaraan yang ditempuh untuk pengangkutan umum berjumlah 50 bus, 100 helicak, dan 100 bemo.
Contoh di atas merupakan pengertian dari bahasa untuk tulisan.
Sedangkan untuk lisan ialah;
Apabila kita memanggil seseorang harus ada penempatan dalam tingkatan gender, dan umur. Contoh: Adik, Bapak, Ibu, Kakak.

Dan contoh lainnya dari simbol-simbol yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hai untuk menyampaikan pesan tertentu.
Contoh: simbol “Stop” dalam rambu lalu lintas, yang dimaksudkan untuk kendaraan berhenti.

Kesimpulan
Jadi bahasa sebagai alat komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dengan lisan dan tulisan, tetapi kita dapat menggunakan simbol dan juga menggunakan bahasa tubuh, untuk menyampaikan pesan terhadap lawan bicara kita, agar maksud dari tujuan kita tersampaikan.



;;

By :
Free Blog Templates